Ki Nantang Judo

Ki Nantang Judo, nama yang tak asing bagi masyarakat maospati kabupaten Magetan, seorang tokoh yang pemberani.

Kisah ini dimulai pada saat upacara pernikahan Putri Bupati Purwodadi yang mengundang Bupati-Bupati di sekitarnya, yang kemudian terjadilah penyerangan oleh Belanda secara tiba-tiba yang mengincar para Bupati tersebut. Akhirnya para Bupati melarikan diri ke arah selatan dan ke arah timur.

Demikian juga Bupati Maospati Raden Toemenggoeng Yoedo Prawiro yang lari ke arah timur menuju Caruban.

Abdi Bupati yang bernama Wiroyudo yang mendampingi Raden Toemenggoeng Yoedo Prawiro saat menghadiri upacara pernikahan putri Bupati Purwodadi, pulang ke Maospati dengan rasa hampa karena tidak mengetahui dimana bendoronya. Ia menyampaikan peristiwa yang terjadi tersebut kepada istri Raden Toemenggoeng Yoedo Prawiro.

Ki Nantang Judo yakni abdi tua kinasih Bupati Maospati itu sangat marah dan merasa tersinggung oleh perilaku kompeni Belanda. Ia segera berangkat menuju pusat pertahanan Belanda yang berada di daerah Sidowayah, Ngawi.

Disitulah Ki Nantang Judo bertempur menghancurkan pertahanan kompeni Belanda dan berhasil memperoleh kemenangan besar, selesai memporakporandakan Belanda Ki Nantang Judo beserta prajurit pengikutnya kembali ke Maospati.

Saat perjalanan pulang melewati kali sat sebelah timur terminal Maospati, kaki kuda yang di naikinya terantuk batu dan jatuh ke jurang bersamanya. Ki Nantang Judo meninggal dunia dan jenazahnya di makamkan di Jalan Raya jurusan Madiun dan terminal Maospati ( di Lingkungan Lanud Iswahyudi ).



Sampai sekarang makam ini di jaga dengan baik karena Ki Nantang Judo di anggap sebagai Pahlawan yang berjuang melawan Belanda